Cerita mengandung Hikmah luar biasa
Ditulis oleh : Agus E. Ageftry
Ajak orang lain berbuat baik dengan cara konyol bebuah manis. Kadang mengajak berbuat baik danegan cara baik sulit menyadarkan, akan tetapi kadang hanya dengan cara yang tidak lazim justru berdampak luar biasa.
Judul ini unik dan tentu mengandung kotraversi dari berbagai pembaca, namun jangan diartikan penulis orang tidak waras, akan tetapi anggap saja penulis orang Gila. Betul penulis adalah orang gila yang selalu memiliki ide-ide aneh, menulis artikel-artikel spektakuler gila yang pada akhir nya membuat orang lain ikut gila yakni Gila berkarya, gila sukses dan gila-gila lain nya yang membuat orang biasa-biasa akan terkagum-kagum.
Baiklah penulis mencoba memulai untuk menjelaskan makna dari Judul diatas, namun ada baik nya lurus kan hati, rileks, siapkan cemilan agar kita sama-sama gila (hehehe). Simak dengan sepenuh hati kisah berikut ini, jujur penulis sendiri tidak tahu persis apakah kisah ini nyata atau hanya fiktif belaka karena cerita ini pernah penulis baca di sebuah media social Facebook, namun bagi penulis itu tidak penting karena dari kisah ini mengandung makna yang sangat menunjang dari judul artikel ini.
“Disuatu desa yang padat dan sejuk tinggalah berbagai macam penduduk dari berbagai latar belakang yang juga berbeda-beda. Sungguh hebat nya bahwa di desa ini sesama penduduk sangat kenal satu sama lain nya ( Kagak berlaku tradisi “Lho-lho, Gue-gue ). Dari sekian banyak penduduk desa tersebut terdapat seorang lelaki setengah baya yang bekerja sebagai Petani sebut saja nama nya “Humble”. Si Humble orangnya cukup baik dan bersahaja, namun kadang dia suka berbuat aneh-aneh sehingga penduduk lain nya sering menyimpulkan si Humble orang yang kurang waras. Walau dianggap penduduk lain kurang waras, si Humble adalah orang yang taat beribadah, setiap waktu Shalat dia selalu datang ke Mushalla di desa tersebut tidak pernah telat dan lalai. Si Humble juga memiliki suara yang merdu sehingga sering menjadi Pengumandang Azan di Mushalla tersebut. Dengan suara nya yang merdu dan khas, siapapun penduduk desa yang mendengar suara Azan dari Mushalla tahu persis jika itu suara si Humble. Singkat cerita, si Humble sering bersedih karena setiap kali dia selesai Azan, penduduk yang datang ke Mushalla sangat sedikit. Suatu hari seperti biasa pada waktu Shalat Isya, si Humble mengumandang kan Azan, dan seperti yang sudah dia duga yang datang memenuhi panggilan sang Pencipta menuju Mushalla tersebut hanya segilintir orang saja, bahkan penduduk yang rumahnya sangat dekat dengan Mushalla itu pun tidak terlihat batang hidungnya. Selesai Shalat Isya berjemaah, satu demi satu jamaah Shalat meninggalkan Mushalla untuk kembali kerumah masing-masing dan tinggal lah si Humble seoerang diri. Si Humble merenung sedih dan berdoa agar penduduk di desa nya suatu saat akan memenuhi Musahlla jika waktu nya dipanggil. Selesai merenung dan berdoa tiba-tiba si Humble memiliki ide yang konyol, tepat pukul 21.00 tiba-tiba penduduk desa tersebut gempar, karena dari pengeras suara Mushalla terdengar suara Azan dan mereka tahu persis itu suara nya si Humble yang mereka sering anggap kurang waras. Sebagian penduduk kaget ada yang mengumpat, ada yang emosi dan marah “ Dasar orang tidak waras, kenapa jam segini mengumandang kan Azan, dasar g*bl*k dan tidak mengerti agama” berbagai macam umpatan yang ada di benak penduduk yang kesal akan ulah dari si Humble tersebut. Sehingga tanpa disadari ternyata berbondong-bondong penduduk desa tersebut menuju Musahalla sumber suara itu, dengan langkah yang gagah penduduk berlomba-lomba menuju Mushalla dengan niat menghentikan perbuatan si Humble yang mengumandangkan Azan tidak pada waktunya. Orang tua, Ibu-Ibu, Anak Remaja bahkan ada juga Anak-anak ikut menuju Mushalla, bahkan Pak RW pun dengan setengah berlari bergegas menuju Mushalla itu dengan niat sebagai aparat warga sejatinya dia harus menegur si Humble. Malam itu cukup mencekam, hampir semua penduduk desa berkumpul memenuhi lokasi Mushalla, dan si Humble pun telah selesai mengumandangkan Azan nya, suasana riuh dan marah. Setelah mereka masuk ke Mushalla tanpa basa-basi sebagian besar penduduk yang hadir marah kepada si Humble, ada yang memaki dengan kata-kata kasar, menghina, dan berbagai macam umpatan keluar dari mulut para penduduk terhadap diri nya. Yang membuat penduduk semakin kesal, karena melihat si Humble seolah merasa tidak bersalah akan tetapi hanya senyum-senyum seolah tidak terjadi apa-apa. Sebelum emosi penduduk memuncak akhirnya Pak RW dengan bijakasana berdiri ditengah-tengah Mushalla untuk menenangkan warga nya, dan dengan suara lantang Pak RW menasehati dan menegur si Humble bahwa apa yang telah dilakukan sangat keliru dan menganggu semua warga. Panjang lebar Pak RW menasehati si Humble yang pada akhirnya Pak RW meminta nya untuk berdiri disampingnya dan meminta si Humble berbicara menyampaikan prmohonan maaf nya kepada semua warga dan berjanji untuk tidak akan mengulangi lagi perbuatan salah nya. Dengan wajah tenang berdirilah dia disamping Pak RW dan dikelingi para penduduk yang hadir dan mulai lah si Humble berbicara di hadapan semua penduduk yang hadir.
“Saudara-Saudara ku yang sangat saya cintai seluruh warga desa ini, izinkan saya dengan rendah hati untuk menyampaikan permohonan maaf saya jika apa yang telah saya lakukan ternyata tidak berkenan di hati Bapak,Ibu, Saudara/i sekalian. Saya sangat sedih dan saya sangat terharu...”(tiba-tiba suara si Humble terhenti yang terdengar hanya suara isak tangis) cukup lama suasana menjadi hening. Dan tiba-tiba si Humble melanjutkan bicara nya “Baik lah saya lanjutkan bicara, Saya sangat terharu dan sulit membendung air mata saya sebagai bukti akan kecintaan saya pada semua warga yang ada. Saya menjadi Muadzin sudah cukup lama di Mushalla ini, hampir setiap waktu Shalat saya ada di Mushalla ini,namun jujur saya sangat sedih karena setiap selesai saya mengemundangkan Azan pada waktu Shallat, hanya sedikit sekali dari orang – orang yang saya cintai ini datang untuk memenuhi panggilan Shallat itu. Namun malam ini saya sangat terharu karena begitu saya selesai mengumandangkan azan semua penduduk berbondong-bondong hadir di Mushalla ini bahkan banyak diantara yang hadir ini belum pernah wajahnya saya lihat di Mushalla ini sebelumnya. Saya ihklas jika Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, Saudara/i yang ada di malam ini menganggap saya kurang waras / Gila, namun ketahuilah dan mohon di resapi siapa yang sesungguhnya tidak waras dari kita semua yang ada disini. Semoga apa yang saya lakukan malam ini bisa menjadikan diri kita yang tidak waras menjadi waras dan segera berbondong-bondong menuju Mushalla ini jika ada panggilan Azan seperti malam ini.”
Setelah si Humble selesai bicara, tiba-tiba Pak RW yang ada disampingnya memeluk dan menangis di pundak nya, suara nya lirih namun terdengar jelas akan khilaf nya selama ini yang hanya datang ke Mushalla jika Pada hari Raya saja, dan Pak RW jadi sadar akan kelalaian nya selama ini. Melihat pak RW demikian hampir seluruh orang yang hadir malam ini ikut terharu, air mata mereka menetes, raut wajah nya sedih dan kepala mereka tertunduk. Tanpa ada yang mengomandoi maka secara bergantian semua penduduk yang hadir yang tadinya marah justru berbalik meinta maaf kepada si Humble. Dan sejak kejadian itu ramailah jamaah Mushalla tersebut di setiap waktu Shalat.
Bagaimana pemirsa akan kisah diatas ?, apa yang kita rasakan ? apa yang dapat kita petik hikmah nya ?. Yang jelas kisah ini sangat unik dan menarik yang dapat kita jadikan contoh dalam menerapkan salah satu cara gila sesuai judul artikel ini. Dan penulis mohon maaf disini penulis tidak ahli agama dan bukan untuk membahas dari segi agama nya, penulis hanya memetik cerita yang pernah didengar akan sesuatu yang dianggap konyol akan tetapi luar biasa hikmah nya.
Comments
Post a Comment