SALES IS EASY BUT MUST BE CRAZY
Judul ini unik dan tentu
mengandung kontroversi dari berbagai pelaku Sales dan Marketing, namun jangan
diartikan penulis orang tidak waras, akan tetapi anggap saja penulis orang
Gila. Betul penulis adalah orang gila yang selalu memiliki ide-ide aneh,
menulis artikel-artikel spektakuler gila yang pada akhir nya membuat orang lain
ikut gila yakni Gila berkarya, gila sukses dan gila-gila lain nya yang membuat
orang biasa-biasa akan ter kagum-kagum.
Baiklah penulis mencoba memulai
untuk menjelaskan makna dari Judul diatas, namun ada baik nya lurus kan hati,
rileks, siapkan camilan agar kita sama-sama gila (hehehe). Simak dengan sepenuh
hati kisah berikut ini, jujur penulis sendiri tidak tahu persis apakah kisah
ini nyata atau hanya fiktif belaka, namun bagi penulis itu tidak penting karena
dari kisah ini mengandung makna yang sangat menunjang dari judul artikel ini.
“Di suatu desa yang padat dan
sejuk tinggallah berbagai macam penduduk dari berbagai latar belakang yang juga
berbeda-beda. Sungguh hebat nya bahwa di desa ini sesama penduduk sangat kenal
satu sama lain nya ( Kagak berlaku tradisi “Lho-lho, Gue-gue ). Dari sekian
banyak penduduk desa tersebut terdapat seorang lelaki setengah baya yang
bekerja sebagai Petani sebut saja nama nya “Humble”. Si Humble orangnya cukup
baik dan bersahaja, namun kadang dia suka berbuat aneh-aneh sehingga penduduk
lain nya sering menyimpulkan si Humble orang yang kurang waras. Walau dianggap
penduduk lain kurang waras, si Humble adalah orang yang taat beribadah, setiap
waktu Shalat dia selalu datang ke Mushalla di desa tersebut tidak pernah telat
dan lalai. Si Humble juga memiliki suara yang merdu sehingga sering menjadi
Pengumandang Azan di Mushalla tersebut. Dengan suara nya yang merdu dan khas, siapapun
penduduk desa yang mendengar suara Azan dari Mushalla tahu persis jika itu
suara si Humble. Singkat cerita, si Humble sering bersedih karena setiap kali
dia selesai Azan, penduduk yang datang ke Mushalla sangat sedikit. Suatu hari seperti biasa pada
waktu Shalat Isya, si Humble mengumandang kan Azan, dan seperti yang sudah dia
duga yang datang memenuhi panggilan sang Pencipta menuju Mushalla tersebut
hanya segelintir orang saja, bahkan penduduk yang rumahnya sangat dekat dengan
Mushalla itu pun tidak terlihat batang hidungnya. Selesai Shalat Isya
berjamaah, satu demi satu jamaah Shalat meninggalkan Mushalla untuk kembali
kerumah masing-masing dan tinggal lah si Humble seoerang diri. Si Humble
merenung sedih dan berdoa agar penduduk di desa nya suatu saat akan memenuhi
Musahlla jika waktu nya dipanggil.
Selesai merenung dan berdoa tiba-tiba si Humble memiliki ide yang konyol, tepat
pukul 21.00 tiba-tiba penduduk desa tersebut gempar, karena dari pengeras suara
Mushalla terdengar suara Azan dan mereka tahu persis itu suara nya si Humble
yang mereka sering anggap kurang waras. Sebagian penduduk kaget ada yang
mengumpat, ada yang emosi dan marah “ Dasar orang tidak waras, kenapa jam
segini mengumandang kan Azan, dasar goblok dan tidak mengerti agama” berbagai
macam umpatan yang ada di benak penduduk yang kesal akan ulah dari si Humble
tersebut. Sehingga tanpa disadari ternyata berbondong-bondong penduduk desa
tersebut menuju Musahalla sumber suara itu, dengan langkah yang gagah penduduk
berlomba-lomba menuju Mushalla dengan niat menghentikan perbuatan si Humble
yang mengumandangkan Azan tidak pada waktunya. Orang tua, Ibu-Ibu, Anak Remaja
bahkan ada juga Anak-anak ikut menuju
Mushalla, bahkan Pak RW pun dengan setengah berlari bergegas menuju Mushalla itu
dengan niat sebagai aparat warga sejatinya dia harus menegur si Humble. Malam
itu cukup mencekam, hampir semua penduduk desa berkumpul memenuhi lokasi
Mushalla, dan si Humble pun telah selesai mengumandangkan Azan nya, suasana
riuh dan marah. Setelah mereka masuk ke Mushalla tanpa basa-basi sebagian besar
penduduk yang hadir marah kepda si Humble, ada yang memaki dengan kata-kata
kasar, menghina, dan berbagai macam umpatan keluar dari mulut para penduduk
terhadap diri nya. Yang membuat penduduk semakin kesal, karena melihat si
Konyol bukan nya merasa bersalah akan
tetapi hanya senyum-senyum seolah tidak terjadi apa-apa. Sebelum emosi
penduduk memuncak akhirnya Pak RW dengan bijakasana berdiri ditengah-tengah
Mushalla untuk menenangkan warga nya, dan dengan suara lantang Pak RW menasehati
dan menegur si Humble bahwa apa yang
telah dilakukan sangat keliru dan menganggu semua warga. Panjang lebar Pak RW
menasehati si Humble yang pada akhirnya Pak RW meminta nya untuk berdiri
disampingnya dan meminta si Humble berbicara menyampaikan prmohonan maaf nya
kepada semua warga dan berjanji untuk tidak akan mengulangi lagi perbuatan
salah nya. Dengan wajah tenang berdirilah dia disamping Pak RW dan dikelingi
para penduduk yang hadir dan mulai lah si Humble berbicara di hadapan semua
penduduk yang hadir.
“Saudara-Saudara ku yang sangat saya cintai seluruh warga desa ini, izinkan
saya dengan rendah hati untuk menyampaikan permohonan maaf saya jika apa yang
telah saya lakukan ternyata tidak berkenan di hati Bapak,Ibu, Saudara/i
sekalian. Saya sangat sedih dan saya sangat terharu...”(tiba-tiba suara si
Konyol terhenti yang terdengar suara isak tangis) cukup lama suasana menjadi
hening. Dan tiba-tiba si Humble melanjutkan bicara nya “Baik lah saya lanjutkan
bicara, Saya sangat terharu dan sulit membendung air mata saya sebagai bukti
akan kecintaan saya pada semua warga yang ada. Saya menjadi Muadzin sudah cukup
lama di Mushalla ini, hampir setiap waktu Shalat saya ada di Mushalla ini,namun
jujur saya sangat sedih karena setiap selesai saya mengemundangkan Azan pada
waktu Shallat, hanya sedikit sekali dari orang – orang yang saya cintai ini
datang untuk memenuhi panggilan Shallat itu. Namun malam ini saya sangat
terharu karena begitu saya selesai mengumandangkan azan semua penduduk
berbondong-bondong hadir di Mushalla ini bahkan banyak diantara yang hadir ini
belum pernah wajahnya saya lihat di Mushalla ini sebelumnya. Saya ihklas jika
Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, Saudara/i yang ada malam ini menganggap saya kurang waras
/ Gila, namun ketahuilah dan mohon di resapi siapa yang sesungguhnya tidak
waras dari kita semua yang ada disini. Semoga apa yang saya lakukan malam ini
bisa menjadikan diri kita yang tidak waras menjadi waras dan segera
berbondong-bondong menuju Mushalla ini jika ada panggilan Azan seperti malam
ini.”
Setelah si Humble selesai bicara,
tiba-tiba Pak RW yang ada disampingnya memeluk dan menangis di pundak si
Konyol, suara nya lirih namun terdengar jelas akan khilaf nya selama ini yang
hanya datang ke Mushalla jika Pada hari Raya saja, dan Pak RW jadi sadar akan
kelalaian nya selama ini. Melihat pak RW demikian hampir seluruh orang yang
hadir malam ini ijut terharu, air mata mereka menetes, ratut wajah nya sedih
dan kepala mereka tertunduk. Tanpa ada yang mengomandoi maka secara bergantian
semua penduduk yang hadir yang tadinya marah justru berbalik meinta maaf kepada
si Humble. Dan sejak kejadian itu ramailah jamaah Mushalla tersebut di setiap
waktu Shalat.
Bagaimana pemirsa akan kisah
diatas ?, apa yang kita rasakan ? apa yang dapat kita petik hikmah nya ?. Yang
jelas kisah ini sangat unik dan menarik yang dapat kita jadikan contoh dalam
menerapkan salah satu cara gila sesuai judul artikel ini. Dan penulis mohon
maaf disini penulis tidak ahli agama dan bukan untuk membahas dari segi agama
nya, penulis hanya memetik cerita yang pernah didengar akan sesuatu yang
dianggap konyol akan tetapi luar biasa hikmah nya.
Comments
Post a Comment